Prinsip-Prinsip Analisis Teknikal - (Belajar Cuan 3)
Sabtu, 30 Mei 2020
Edit
Prinsip-Prinsip Analisis Teknikal - (Belajar Cuan 3) |
Di Asia, contoh analisis teknikal yang tertua dapat dilihat dari Candlestick yang awalnya dikembangkan oleh Homma Munehisa pada awal abad ke 18.
Analisa Teknikal modern berpijak pada Dow Theory yang dibuat berdasarkan kumpulan tulsan Charles Dow. Tulisan ini menginspirasi penggunaan pengembangan analisis teknikal mulai dari abad ke 19.
Pionir analisis teknikal yang lain adalah Ralph Nelson Elliot dan William Delbert Gann yang mengembangkan tekniknya sendiri pada awal abad ke 20. Setelah itu, lebih banyak lagi analisis teknikal berkembang hingga saat ini.
Analisis teknikal modern berkembang dari prinsip-prinsip tertentu yang berlaku umum. Prinsip-prinsipp ini berasal dari Dow Theory. Dow Theory awalnya hanya digunnakan sebagai barometer untuk mengetahui kondisi bisnis secara umum, tidak digunakan untuk meprediksi harga saham.
Namun sekarang ini, banyak diyakini oleh para analisis teknikal masa kini akhirnya menggunakan theory ini.
Dow Theory memiliki enam asumsi penting, yaitu :
1. Market Action Discounts Everything.
Harga saham merefleksikan semua informasi yang padanya. Ketika ada informasi baru, pelaku pasar dengan cepat menerjemahkan informasi dalam bentuk penyesuaian harga dengan demikian, secara umum pasar mediskon dan merefleksikan semua informasi yang dimiliki oleh para pelaku pasar.
2. The market Is Comprised of Three Trends.
Perlu diketahui ada tiga trend yang ada dipasar, yaitu : Primary trend, Secondary Trend, dan Minor trend. Di dalam primary trend, pasar bisa bergerak naik (bullish) atau turun ( bearish ). Primary trend biasanya berlangsung lebih dari satu tahun sampai beberapa tahun. Secondary trend adalah koreksi terhadap primary trend. Koreksi ini baiasanya berlangsung selama satu sampai tiga bulan. Minor trend adalah pergerakan harga dalam jangka pendek yang berlangsung dalam 1 hari sampai tinga minggu. Dow theory mengatakan primary dan secondary trend tidak dapat dimanipulasi. Sedangkan minor trend memiliki kemungkinan dimanipulasi. Contohnya gorengan.
3. Primary trends Have Three Phases
Dow Theory mengatakan bahwa primary trend memiliki tiga fase. Fase pertama terjadi saat investor tertentu melakukan pembelian secara masif untuk mengantisipasi pemulihan ekonomi dan bertumbuhan jangka panjang. Fase kedua adalah ditandai dengan meningkatnya pendapatan perusahan dan meningkatnya kondisi ekonomi investor mulai mengakumulasi saham. Fase ketiga ditandai dengan pendapatan perusahan yang mencapai puncak dan kondisi ekonomi makro sangat baik. Dalam fase ini investor percaya bahwa saham akan terus naik sehingga terjadi eforia saham.
4. The Volume Confirms the Trend
Dow theory hanya fokus pada pergerakan harga. Volume hanya digunakan untuk mengonfirmasi situasi yang tidak pasti. Volume harus terus meningkat sesuai dengan primary trend. Jika primary trend bersifat turun, volume harus meningkat saat pasar jatuh. Demikian pula sebaliknya, jika primary trend bersifat naik, maka volume harus meningkat saat pasar bergerak naik, maka volume harus meningkat saat pasar bergerak naik.
5. The Averages Must Confirm Each Other
Harga index saham harus saling mengkonfirmasi supaya trend yang valid terjadi. Kedua averages harys melebihi puncak secondary trend sebelumnya, supaya trend bisa dikonfirmasi. Jika asumsi pada IHSG maka sobat bisa cek index LQ45, index sektor konsumsi, perbankan, infrastruktur dan index lainnya.
Kesimpulan
Bulish atau uptrend dimana harga cenderung bergerak naik, terbentuk dari serangkaian Higher Hight dan Higher Low. Sedangkan Bearish atau downtrend dimana harga saham cenderung bergerak turun, terbentuk dari serangkaian Lower Hight dan Lower Low. Lihat gambar dibawah.
uptrend |
downtrend |